Monday, May 20, 2013

SINGLE

Ciyeee, yang baru baca judulnya aja udah mau langsung di close tab! Mending jangan dulu deh, dibaca aja dulu, baru kalo emang menurut kalian postingan ini nggak penting banget atau nggak ada sesuatu yang bisa kalian ambil, baru boleh kalian close tab! :)



Masa-masa saya menuliskan postingan ini adalah masa ketika orang-orang muda sedang 'galau-galaunya' mengejar yang bernama "pasangan hidup". Mengejar ataupun dikejar oleh "pasangan hidup" ini membuat akal dan pikiran anak-anak muda jaman sekarang ini menjadi penuh dengan 'gimana caranya ya supaya gue bisa punya pacar?' atau seperti ini 'nggak mau tahu, pokoknya si A harus jadi pacar gue'. Gengsi dan takut dibilang jones alias jomblo ngenes kalo misalnya belum punya pacar.

Kalo ngomongin pasangan hidup kala masih remaja gini emang nggak terlepas dari sesosok yang bernama "pacar". "Pacar" itu merupakan seseorang dimana kita bisa menjalin sebuah hubungan yang agak serius (sebelum menikah ya), yang biasanya berbagi suka dan duka (tapi lebih banyak sukanya doang sih, kalo salah satu dari mereka punya masalah biasanya putus), lalu pacar itu yang biasanya ngingetin kita udah makan apa belum, istirahat ya udah malem jangan sampe kamu kecapean, sayang besok anterin ke mall ya mau beli baju (sorry sob, pembantu gue juga sering nanyain gue udah makan atau belom tiap gue pulang kerumah). Emang sih keliatan labil banget. Wajar masih remaja tuh, emang lagi masa labil-labil nya buat sebagian besar orang. Bahkan hampir tiap orang mengalami masa-masa labil seperti ini.

Banyak banget alasan orang yang menjadi ketakutan ketika sadar bahwa dirinya sudah berumur dua puluh tahun dan belum mempunyai seorang pacar atau pasangan hidup (satu aja cukup, dua kebanyakan apalagi tiga, empat). Salah satunya yaitu mereka kurang memahami tujuan hidup mereka dan memiliki pacar itu korelasinya apa ya? Ketika memiliki pacar namun pacar mereka malah menghalangi untuk mencapai tujuan hidupnya, yaa gitu deh. Emangnya mau kalo suatu saat pacar yang kamu sebut-sebut sebagai calon pendamping hidup kamu itu tiba-tiba saja berbelok dan tidak mendukung mu? Hayoo, dipikir lagi.


Saya sendiri pernah lho berada dalam masa-masa galau, gembelengan hanya karena pasangan hidup. Ya, HANYA karena pasangan hidup. Sampai-sampai saya dijuluki sebagai 'Queen of Galau'. *Serius, kalau saya ingat julukan ini saya selalu menertawakan diri saya sendiri* Karena begitu terobsesi dengan yang bernama "pasangan hidup" saya melupakan diri saya sendiri. Hal-hal apa saja yang seharusnya saya bisa kejar bila saya tidak memberatkan pikiran saya dengan "pasangan hidup" itu. Terlebih lagi, hari-hari ini saya baru tersadar bahwa saya hampir-hampir saja melupakan Tuhan hanya karena "pasangan hidup". Sekali lagi HANYA karena "pasangan hidup".

Meski sempat terjatuh dalam lembah kekelaman *kok kayak lagu* tapi Puji Tuhan, saya bisa bangkit lagi. Lewat teman-teman seperjuangan saya *yang juga masih bertahan dalam kondisi SINGLE* saya belajar untuk mencari yang seharusnya saya cari dari dahulu, yaitu Allah. Alkitab, beberapa buku rohani, dan juga hubungan pribadi saya dengan Allah perlahan-lahan mengingatkan saya dan meluruskan kembali visi hidup saya. Apa yang seharusnya saya kejar paling utama adalah kedekatan hubungan pribadi saya dengan-Nya, pencipta saya, pribadi yang memiliki otoritas penuh atas seluruh aspek kehidupan saya. Ya, Dia-lah yang pertama-tama harus saya cari, supaya saya bisa dipenuhkan dengan kasih dari Allah.

Mengambil peran sebagai seorang SINGLE tidaklah seburuk yang dipikirkan banyak orang diluar sana. Bahkan peran sebagai SINGLE ini akan memberikan lebih banyak waktu bagi diri kita untuk bisa mengembangkan diri kita, bersama dengan Allah kita. Dan juga kita bisa memaksimalkan kualitas di dalam kehidupan kita. Ya kita sama-sama tahu kan bahwa didunia ini nggak ada yang instan, semuanya butuh yang namanya proses. Bahkan untuk ber-iman pun kita selalu dilatih hingga akhirnya kita bisa memiliki iman yang sungguh-sungguh kepada Allah. Nah, ketika kita masih dalam masa-masa SINGLE, kita masih bisa leluasa dengan waktu yang kita punya untuk berlatih dan memaksimalkan itu semuanya, tidak tergantung pada siapapun. Hanya kita dan Allah saja.

Bayangkan bila kita sudah memiliki pasangan hidup yang tidak sesuai dengan waktunya Allah (apalagi sih yang cuma modal sok tjakep diluarnya aja), mungkin malah pasangan hidup kita ini yang akan menghalangi kita untuk berdekatan dengan Allah kita. Nggak percaya? Mau contohnya? Nih, pacaran pulang larut malem lupa berdoa paginya bangun kesiangan nggak ada waktu buat saat teduh terus buru-buru masuk kampus, pacaran sukanya ditempat yang sepi, yang kamu nggak usah dateng-dateng lagi ke acara apa itu PMK mending sama aku aja, masih kurang lagi? Silahkan coba sendiri deh!

Namun terkadang orang-orang muda lebih memilih untuk cepat-cepat dan tidak sabar untuk memilih seorang "pasangan hidup" supaya ia dapat menjadikan penuh, kehampaan yang orang-orang muda ini rasakan. Ingat, manusia hanya dapat memenuhi sebagian saja dalam hidup kita, hanya Allah yang dapat memenuhi hingga penuh dalam hidup kita. Mungkin kita melihat pasangan kita itu adalah baik, namun yang baik-baik inilah yang menghalangi kita untuk mendapatkan yang TERBAIK dari Tuhan.

Dulu sempet mikir keras dengan 'aturan' yang ada di salah satu pemuridan. Intinya 'aturan' tersebut mengatakan bahwa kami dilarang untuk memiliki pacar. Dyaarr. Kenapa nggak boleh? Siapa kamu ngurusin masalah pribadiku? Itu kan privasiku? Mungkin pertanyaa-pertanyaan tadi yang sekelebat muncul dalam pikiran temen-temen. Awalnya pun saya juga berfikir seperti itu. Siapa situ, kok ikut campur urusan gue sih? Sampai akhirnya terjadi pemberontakan dalam hati. Setelah lama waktu berjalan, mungkin ini lho yang dimaksudkan waktu itu. Kenapa kita nggak boleh pacaran, karena kakak-kakak kita waktu itu ingin menanamkan jauh lebih mulia dan lebih berharga pengenalan akan Allah daripada pengenalan kepada "pasangan hidup". Pengenalan "pasangan hidup" memang penting untuk tahu bagaimana kepribadiannya, tapi masak iya kita nggak mau kenal sama yang nyiptain "pasangan hidup" kita terlebih dahulu sih? Kalo kita udah kenal sama yang nyiptain "pasangan hidup" kita, itu akan membuat lebih mudah dalam mengenali "pasangan hidup" kita kelak. Ketika kita sudah mengenal sang Pencipta "pasangan hidup" kita, akan sangat mudah bagi Allah untuk mempertemukan "pasangan hidup" dengan kita. So, janganlah ada kekuatiran dalam diri kita.


Fenomena macam ini nih yang sampai masa sekarang pun membayangi anak-anak Allah dan pelayan-pelayan Allah yang masih muda, masih kemerah-merahan kayak Daud (muda) :D Mereka terlalu tergesa-gesa dengan waktu yang mereka miliki. Mungkin juga mereka termakan intimidasi iblis *duh maaf ya blis, di kambing itemin lagi* mungkin saja iblis ngomeng ke mereka begini kamu kan anak Allah, pelayan Tuhan yang taat lagi, masa cuma minta pacar aja mesti nunggu lama sih, tuh liat temen-temen mu aja udah pada punya pacar, kamu kapan? Mungkin saja begitu, dan mereka termakan omongannya iblis. Akhirnya mereka mencari dengan cara mereka sendiri dan berpura-pura tidak mendengar suara Tuhan.

Sampai akhirnya pencarian yang mereka lakukan itu malah membawa mereka pada sesuatu yang bernama "patah hati". Putus setelah beberapa tahun pacaran karena hal sepele, nggak kuat dengan kepribadian dan perilaku selama menjadi kekasih, berbeda visi dan tujuan hidup. Kalo udah begini mau nyalahin siapa? Palingan setelah itu katarsis, terus minta maaf sama Tuhan, baru deh sadar apa yang dimau sama Tuhan. Nyia-nyiain waktu deh kita. Daripada nyia-nyiain waktunya hambokya lebih baik nunggu waktunya Tuhan. :) Apalagi kalo pelayan Tuhan, anak Tuhan kan diliatin tuh sama banyak orang. Sampe gaya pacaran kita pun bahkan ada lho yang merhatiin, kalo (mau nggak mau) jadi tontonan publik kayak begini kita masak mau main-main dan mempertaruhkan nama baik Allah dan diri kita sendiri? O iya, yang sering putus nyambung sama nggak betah kalo harus lama sendiri itu juga diliat lho sama orang lain. Jadi, tau kan sebaiknya apa yang harus kita lakuin?


Bersabar, menantikan waktunya Tuhan dan mengembangkan diri di dalam Tuhan adalah cara yang paling tepat untuk mempersiapkan diri bertemu dengan "pasangan hidup" kita. Dengan demikian bila kelak kita bertemu dengan "pasangan hidup" kita, kita tidak lagi merasa ada yang kurang dari dirinya dan diri kita karena masing-masing dari kita sudah dipenuhkan oleh Allah yang sama. 



Salam,
#AbK
--GodBless ©

Thursday, February 07, 2013

Fireproof..


Hahay, guys… Nah, sekarang gue mau berbagi sesuatu nih, ini soal sebuah film yang beberapa hari yang lalu gue tonton untuk yang kesekian kalinya. So, it’s the description from me. Check this out, :D


Oke guys, seperti tadi gue bilang, gue baru beberapa hari yang lalu gue nonton sebuah film yang menurut gue bagus. Bagus dari segi isi ceritanya dan cara penyampaian di film itu. Mungkin dari temen-temen disini yang ngebaca blog gue tau judul film ini, “Fireproof”. Film rohani yang menceritakan sebuah kisah tentang sepasang suami dan istri yang dalam kehidupan rumah tangganya sedang mengalami masalah. Si suami yang bekerja sebagai pemadam kebakaran di kota Albany yang jam kerjanya tidak tentu dan istri yang bekerja di sebuah rumah sakit, berangkat pagi pulang malam. Tentu saja kalian juga tahu bahwa masalah yang dihadapi oleh keluarga kecil ini selain waktu dan komunikasi yang tidak bagus diantara mereka berdua adalah mengenai si Suami yang bernama Caleb Holt kecanduan dengan pornografi yang ada di internet. Hal inilah yang menyebabkan istrinya yang bernama Catherine Holt menjadi marah dan tidak memperhatikan lagi kehidupan rumah tangga yang mereka jalani. Selain itu keegoisan dari Caleb yang menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membeli sebuah perahu. Padahal ibu dari Catherine sedang sakit dan membutuhkan perawatan kesehatan yang layak. Catherine menjadi deperesi dan tidak mempercayai Caleb lagi. Ini adalah kisah awal dari keluarga kecil yang dalam perjalanannya diubahkan oleh Tuhan.
Lalu, bagaimana kelanjutan ceritanya? Apa yang menjadi titik poin dalam cerita film ini? Disini gue mau sharing tentang apa yang udah gue dapet mengenai inti dari cerita “Fireproof” ini.

  • Pertama.

Sebuah keluarga dapat berdiri karena didalamnya ada unsur Allah yang menjadi poin utama dalam kehidupan rumah tangga mereka. Pengenalan akan Allah sebelumnya akan menjadi dasar di dalam diri mereka untuk membangun kehidupan berkeluarga yang harmonis. Pengenalan akan Allah itu akan membuat karakter mereka diperbaharui dari hari ke hari sehingga menjadi dewasa serupa dengan Kristus dan dapat menghadapi masalah secara dewasa rohani. Oleh karena itu pengenalan akan siapa Allah dalam hidup kita menjadi sangat penting sebelum kita bertindak apapun.
Dalam kasus di film ini Caleb, sebagai kepala keluarga Kristen dirinya hanya berpegang pada prinsip hidupnya sendiri. Dirinya belum mendasarkan keseluruhan kehidupannya pada pimpinan Allah, dia juga masih egois terhadap orang lain. Apabila sebelum pernikahannya dia sudah mengenal siapa Allah bagi hidupnya maka dia akan dapat membawa keluarganya pada kehidupan yang Allah inginkan. Juga Catherine dapat menganggap Caleb sebagai suami yang layak untuk dihargai.
Lewat sebuah buku yang ditulis oleh ayah Caleb, maka Caleb pun memulai mengubah perilakunya kepada istrinya, Catherine. Dalam 40 hari Caleb beruasaha melakukan hal-hal yang ditulis di dalam buku tersebut, yang tidak lain adalah pengalaman dari ayahnya sendiri. Jatuh bangun Caleb melakukan hal-hal yang disarankan dalam buku itu. Respon dari Catherine yang masih biasa-biasa saja, bahkan tidak menganggap perubahan sikap dari Caleb bahkan berfikiran negative terhadap sikap yang ditunjukkan oleh Caleb sekarang ini (menduga bahwa Caleb akan meminta bercerai dari Catherine). Namun, lewat semangat, dorongan serta sharing pengalaman dari ayah Caleb akhirnya Caleb sadar bahwa yang harus diubah terlebih dahulu adalah hubungannya dengan Allah. Caleb mulai kembali berdoa dan mendoakan Catherine istrinya. Meski sikap Catherine terhadapnya belum juga berubah, tapi Caleb tetap setia dengan sikap-sikap yang ditunjukkan ayahnya dalam buku itu.
Kita bisa melihat ketika seorang pribadi Caleb telah menemukan arti Allah bagi hidupnya, maka perubahan-perubahan akan terjadi dalam kehidupannya, meski tidak langsung tapi sudah berlangsung-sedikit demi sedikit.

  • Kedua

Point kedua yang akan saya sharingkan adalah tentang re-komitmen atau komitmen kembali. Di akhir cerita akhirnya Caleb dan Catherine mengulang janji pernikahan mereka dihadapan Pendeta dan jemaat. Disana mereka berdua telah benar-benar memahami apakah makna dari sebuah hubungan pernikahan. Berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga mereka sebelumnya menjadi pelajaran bagi mereka.
Proses rekomitmen ini tidak berlangsung begitu saja. Bagi Caleb dan Catherine membutuhkan usaha yang besar sekali untuk membangun komitmen diatas lembaga pernikahan yang mereka jalani. Ketidakpercayaan Catherine terhadap perubahan sikap Caleb awalnya mengganjal proses rekomitmen yang mereka lakukan di akhir cerita film Fireproof ini. Tapi dengan sikap yang menghargai Catherine, Caleb tetap berharap agar Catherine kembali memikirkan pernikahan mereka dan tidak mengakhiri rumah tangga mereka lewat perceraian.
Hingga di suatu titik yang membuat mata Catherine terbuka kalau Caleb masih ingin mempertahankan pernikahan mereka, yaitu saat Caleb memerikan tabungannya untuk membayar tagihan kesehatan dan kursi roda bagi ibu Catherine. Hal itu dipake Allah untuk membukakan mata Catherine bahwa Caleb masih menginginkan untuk hidup bersama dengan Catherine.
Komitmen atau rekomitmen membutuhkan suatu atau mungkin lebih banyak pengorbanan.

  • Ketiga

Hal ketiga ini yang ada di otak gue saat kembali melihat film Fireproof beberapa waktu lalu, yaitu komunitas (relasi persahabatan) dan konseling.
Apa hubungannya dua hal tadi, komunitas dan konseling terhadap masalah yang dihadapi Caleb dan Catherine? Sangat sangat jelas sekali terlihat bagaimana perbedaan komunitas (relasi persahabatan) yang dijalin oleh Caleb dan Catherine. Bukan bermaksud membedakan teman-teman mereka berdua, tetapi sangat berbeda sekali dampak yang diberikan oleh sahabat-sahabat yang mengelilingi Caleb dan Catherine.
Caleb dengan sahabatnya dan Catherine dengan teman-temannya itu. Ketika Caleb bersama dengan sahabatnya ia bercerita mengenai masalahnya, sahabatnya memberikan alternatif solusi yang bisa dikatakan baik bagi Caleb (dari segi gue yang nonton filmnya). Sementara teman-teman Catherine, memberikan alternative solusi yang kurang mendukung hubungan Catherine dengan Caleb, dan malah menjelek-jelekan Caleb.
Penting bagi sepasang suami istri atau bahkan yang baru pacaran kalau mereka memiliki teman-teman di komunitas yang benar. Bahkan mereka memiliki seorang yang bisa dikatakan mentor. Mentor ini berfungsi ketika kita butuh curhat mengenai masalah kita dengan pasangan maka dia yang akan memberikan nasehat. Nah, karena fungsi dari mentor ini cukup penting, kita nggak bisa asal milih aja orang yang bisa kita anggap sebagai mentor (engg, kalo bahasanya terlalu tinggi kita pake istilah kakak aja yah). Kita perlu seorang kakak yang benar-benar memahami keadaan dan kondisi kita, terlebih lagi seorang kakak yang bener-bener bisa ngasih masukan tentang hal-hal yang akan jadi pilihan hidup kita. Karena ini nggak main-main maka gue saranin aja mungkin kakak atau orang tua rohani kita bis jadi alternative pilihan pertama.
Kakak atau orang tua rohani kita, yang pertama jelas bakal ngebimbing kita untuk tidak lepas dari Tuhan. Coba bayangin kalo ternyata yang ngasih kita masukan ini adalah orang yang jauh, bahkan nggak kenal sama Tuhan. You got it? Yang kedua kakak atau orang tua rohani kita bisa mendoakan kita dengan pokok doa yang khusus. Hei, jangan remehkan kuasa doa ya, apalagi doa orang benar J. Ketiga, kakak atau orang tua rohani kita sudah pasti nggak akan bocorin semua yang sudah kita keluh kesahkan sama mereka. Bahkan mereka memberikan pandangan buat kita soal alternative-alternative pilihan yang akan kita ambil lengkap dengan akibat dan juga hasil yang akan kita dapat, karena mungkin saja mereka pernah mengalami sendiri masalah tersebut.
Eitt, tips sekali lagi. Bagi kamu yang belum punya kakak rohani kamu bisa minta itu sama Tuhan, berdoa. Kakak rohani ini HARUS cowok sama cowok dan cewek sama cewek. Jangan dicampur ya, bukan es teller! J
Sekarang gue bakal bahas tentang cerita di film Fireproof. Ketika Caleb ngobrol dengan sahabatnya dan juga ayahnya, Caleb memang mengalami suatu pertengkaran di dalam hatinya. Seakan-akan mereka tidak mengerti keinginan Caleb. Tetapi saat sahabat Caleb dan ayah Caleb dengan kesetiaan dan kepercayaan penuh pada Caleb memberikan pemahaman dan pengertian kepada Caleb, akhirnya Caleb sadar dan mengerti apa yang seharusnya dia lakukan. Memang awalnya berat dan merasa mustahil untuk dilakukan mengingat kondisi dalam keluarga Caleb sangat berantakan. Namun, pada akhirnya Caleb sanggup melakukannya. Caleb mau mendengarkan dan melakukan apa yang disarankan oleh sahabatnya dan ayahnya.
Sementara Catherine, dia lebih memilih mendengar perkataan dari sahabt-sahabatnya yang kurang baik. Dia tidak berfikir panjang karena hidupnya sudah sangat rumit sekali dan tidak ada orang yang dia rasa mampu mendengarkan keluh kesahnya dengan baik. Catherine sudah sangat frustasi dengan keadaan ibunya dirumah, yang tak mau bicara dengan siapapun, kondisi rumah tangganya dengan Caleb, dan pada akhirnya ia bertemu dengan seorang dokter di tempatnya bekerja, dan menjadi akrab, padahal dokter tersebut sudah mengetahui bahwa Catherine telah bersuami. Andai saja Catherine dapat memilih lingkungan dan komunitasnya, mungkin ‘prahara’ rumah tangganya dengan Caleb akan dapat segera ditangani sedini mungkin. Kalian semua ingat salah satu sceane ketika jam makan siang, Catherine dihampiri oleh salah seorang rekan lamanya yang benar-benar prihatin dengan keadaan Catherine. Dia mencoba berbicara dengan Catherine dari hati ke hati, namun sia-sia saja, karena Catherine menganggap dia terlalu ikut campur dengan  masalah yang sedang dihadapi oleh Catherine. Bila Catherine bisa melihat dari sudut pandang yang lain, bisa jadi rekan kerjanya itu dapat dia minta menjadi kakak rohaninya. Catherine lebih memilih pilihan hidup yang lain.
Komunitas yang kita punyai menggambarkan diri kita ini seperti apa, sementara konseling dengan orang yang tepat akan membantu menyelesaikan masalah kita.

Nah, dari ketiga poin diatas kita sudah belajar untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Awal perjumpaan kita dengan Allah menentukan pokok arah kehidupan kita, komitmen dan rekomitmen kita kepada Allah membuat kita mengerti apa yang seharusnya kita lakukan dan berusaha untuk hidup di dalam komitmen tersebut, sementara hubungan kita dengan orang lain dan komunitas yang kita ikuti dapat memperlihatkan kita kepada orang lain diluar sana siapakah diri kita.


Well, cukup ringkas bukan deskripsi yang gue bisa tulis di dalam postingan ini? Kalo misalnya ada yang merasa kurang atau menambahkan sesuatu gue sangat terbuka dengan comment yang kalian berikan. Oke, berakhir ya tulisan gue pada judul ini. Postingan selanjutnya segera menyusul J


Salam,
#AbK
GodBless ©

Monday, February 04, 2013

Whats The Meaning Of ...


Bengong, kemudian dirasuki pikiran tentang sesuatu hal. Hahaha tenang saja ini bukan sesuatu yang horor kok. Ok, Lanjuuuuttt :D
Di suatu siang yang panasnya bener-bener panas, sampai yang nulis ini ikutan terinduksi panas, tiba-tiba saja terbersit dalam pikiran mengenai sebuah bagian di masa lalu. Bagian itu mengingatkan tentang sesuatu hal yang tiba-tiba saja ingin saya bagikan saat ini. Mungkin nantinya agak sedikit kecolongan curhat, ya maaf-maaf saja karena inilah yang saya alami dan tentang apa yang menjadi pemikiran saya.

Bagian dalam masa lalu itu bercerita mengenai suatu hal dalam dunia permainan. Apa itu hayooo, siapa bisa nebak? Hahaha *malah main tebak-tebakan :|* Oke, mendingan saya kasih tau aja bagian itu biar cepet bacanya dan nggak penasaran. Suatu hal itu adalah 'Game Over'. Yang biasanya hobi nge-game pasti tau itu. Dalam bahasa Indonesia mungkin artinya kalah, mati atau sudah selesai.
Namun, ini bukan mengenai arti game over dalam permainan itu sendiri. Lebih dari itu. Karena saya yakin bahwa pada saat itu yang bersangkutan ada dalam keadaan yang yang tidak main-main. Serius. ga bercanda. Walau kalau kalian mengenal yang bersangkutan tersebut dia juga suka bercanda. Tapi kali ini saya serius dia juga sedang serius.
Bingung yaa? Intinya yang saya maksudkan itu atau lebih gampang kalau kita namai dia Mr. S (S for Serious) sedang dalam kondisi serius dan tidak main-main dengan kata-kata yang dia ucapkan. Penasaran dengan kata yang dia ucapkan sehingga membuat saya benar-benar yakin bahwa dia sedang tidak bercanda? This is the words "Whats the meaning of Game Over" ya kira-kira seperti ini lah.

Whats the meaning of game over. Sebuah pertanyaan yang pada saat itu saya langsung berfikir bukan tentang kekalahan dalam sebuah games. Tetapi bagaimana setelah kamu kalah dalam bermain sebuah games, apa yang selanjutnya akan kamu lakukan? Apakah kamu akan menyerah begitu saja, atau kamu akan terus kembali berjuang sampai pada akhir permainan tersebut? Inilah yang dalam sekejap ada dalam benak saya waktu itu. Entah kebetulan atau apa yang kami pikirkan itu mungkin sama.
Kalo dianalogikan dengan sebuah peraminan itu pasti yang kita incar adalah sebuah kemenangan bukan? Nggak mungkin kalo kita masih normal kita hanya berjuang biasa-biasa saja atau nggak serius sama permainan yang kita mainkan tersebut. Bantah aja kalo nggak setuju sih. Tapi bagi kamu yang suka nge-game pastilah setuju dengan saya bukan? Kalo perlu sih mati-matian ngulang dari awal lagi kalo udah ketemu sama kata 'game over'.
Hal ini sebagai bukti kalo kita nggak mau gitu aja ngalah sama mesin yang udah jadi lawan kita. Dan juga sebagai bukti kalo kita jadi manusia itu ingin yang terbaik, jadi juara meskipun hanya di dalam permainan saja. Sama halnya di dalam hidup kita sih. Pastilah dalam hidup itu kita mau berjuang untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Berjuang habis-habisan supaya nggak ketemu dengan kata 'game over' tadi. Serta mati-matian berusaha supaya yang kita lakukan itu bisa membuat kita bahagia.
Untuk usaha yang kita lakukan itu, pastilah kita mengenal kata pantang menyerah. Pantang menyerah untuk kembali mengulang jika gagal. Dan terus memberikan yang terbaik semampu yang kita bisa bahkan memberikan lebih untuk usaha kita itu.

Menuliskan kata pantang menyerah jadi ingat dalam sebuah game apalagi yang sejenis petualangan atau penyelesaian misi pastilah ada tingkatan level yang harus kita lalui. Dari level yang paling rendah kemudian ke tingkat level yang lebih sulit lagi. Persis sama dengan kehidupan yang kita jalani ini. Terkadang kita harus melewati masalah, rintangan, dan hal-hal yang rasanya ingin menghalang-halangi kita supaya kita berhenti saja.
Tetapi jika kita mengingat tujuan akhir kita, apa kita rela begitu saja untuk menyerah dan terima nasib? Apa kita cuma akan diam saja saat menghadapi masalah, rintangan bahkan godaan yang membuat kita untuk menyerah saja? Saya jamin, kalian gamers sejati pasti nggak akan nyerah gitu aja. Bahkan nggak cuma kalian yang hobi main game saja yang nggak mau nyerah, yang lain pun pasti sama. Jika mengingat tujuan akhir kita adalah menang mengalahkan setiap rintangan itu, segala daya upaya, usaha dan apapun itu akan kita lakukan demi memenangkan games tersebut. Dengan segala kekuatan yang kita miliki kita akan berusaha dan pantang untuk menyerah bukan?

Dari game over sampe pada pantang menyerah. Inilah siklus hidup yang akan selalu kita jalani untuk menggapai sebuah kemenangan. Eh, tapi kalo bisa sih jangan selalu harus game over dulu baru semangat pantang menyerah ya. Kita harus jaga ‘nyawa’ yang kita miliki dalam sebuah permainan dan harus selalu semangat untuk menang. Kalau kita bisa jaga ‘nyawa’ kita buat menang, kenapa harus ngalamin game over dulu? Okey, mari kita berjuang buat selalu semangat pantang menyerah sampai akhir. Finish strong everyday!

--GodBless ©